Gunardi : Pemkab Limapuluh Kota Sudah Semestinya Dewasa

Gunardi, Tokoh Masyarakat Luak Limopuluah 


Medianusantarakreasi.com, Limapuluh Kota - Kabupaten limapuluh Kota yang sangat dikenal dengan filosofi "Aianyo janiah, ikannyo jinak, sayaknyo landai." Sudah semestinya menggambarkan sikap yang transparan dan cepat tanggap terhadap masalah. Dengan menilai setiap perkara selalu dari kejernihan cara berfikir. Bukan malah keruh dan saling bertikai dalam ketidak Akuran. Sehingga segala urusan tidak jinak dan mudah. Tapi liar dan sulit dimengerti. Ini akan berimbas buruk pada perhatian terhadap keadaan masyarakat kita." Ungkap Gunardi Ketua PAC Partai Hanura Dapil 1 di Kabupaten Limapuluh Kota ini di kediamannya. Kamis, (21/12).


Pemerintah Daerah dan para wakil rakyat sudah seharusnya lebih fokus dalam memikirkan kondisi daerah. Jangan sampai program peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan pelayanan publik yang baik, cuma tinggal jadi visi misi di atas kertas. Tapi kenyataan di lapangan tidak terbukti.


Seperti yang kita lihat, masih banyak lahan terlantar kita temui di setiap kecamatan. Ini menujukkan bahwa Pemerintah Daerah, kurang maksimal dalam memberdayakan potensi daerah.


Padahal Kabupaten kita kaya potensi. Tidak semestinya kesejahteraan masyarakat masih di bawah garis kemiskinan. Kalah oleh kabupaten yang masih muda. Bukankah itu menunjukkan bahwa Kabupaten kita yang sudah tua, belum dewasa dalam memberikan perhatian kepada masyarakat? Kata Gunardi menilai.


Yang lebih memprihatinkan kita. Di kecamatan Harau yang notabene adalah pusat pemerintahan Kabupaten Limapuluh kota sendiri, juga masih banyak lahan lahan terlantar ditemui.


Lahan yang semestinya produktif. Malah kini menjadi lahan tidur dan membelukar. Padahal boleh dikatakan masyarakat kita adalah petani yang hidupnya tergantung kepada hasil tani dan lahan. Semestinya Pemerintah Daerah tanggap terhadap hal ini. 


Ini menandakan Pemerintah Daerah tidak memiliki program yang jitu dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Terutama petani. Mereka sudah semestinya mendapatkan perhatian khusus. Agar perekonomian mereka dapat lebih meningkat.


Misalnya mencarikan jalan keluar terhadap segala kendala yang mereka hadapi. Baik itu melalui kerja sama dengan para perantau. Atau dengan investor lokal memakai pola saling menguntungkan.


Seperti yang kita ketahui. Kabupaten kita ini termasuk konsumen jagung yang cukup tinggi. Karena di daerah kita sangat banyak peternak ayam. Sudah pasti mereka membutuhkan jagung dari petani.


Belum lagi pengusaha sanjai yang bertaburan sepanjang jalan lintas Sumbar Riau. Mereka juga butuh ubi dan pisang. Atau hasil tani lain untuk diolah jadi kuliner. Bukankah itu juga pasar?


Tapi karena kurangnya binaan dari pemerintah daerah. Maka kebutuhan pasar itu masih didatangkan dari daerah lain. Jagung masih didatangkan dari Pasaman atau Medan. Ubipun juga demikian. padahal kalau petani kita dan lahan lahan terlantar itu diberdayakan. Prosentase kebutuhan kita yang didatangkan dari luar dapat ditekan.


Tidak adanya pasar yang jelas, Untuk menampung banyak hasil tani masyarakat. Membuat para petani merintih dalam kesulitan. 


Ditambah lagi kelangkaan pupuk. Atau sulitnya cara mendapatkannya. Ini merupakan beban yang cukup berat bagi para petani kita. Makanya semangat mereka untuk berusaha jadi melemah. Dan lahan tidur, tetap terlantar. Ini mesti diperhatikan, kalau tidak, bukankah ini sangat merugikan daerah?" Tutup Gunardi prihatin. (Rstp)

0 Komentar